BUNGO – Di Kabupaten Bungo ada salah satu SMA 2 Negeri terfavorit. Namun sangat di sayangkan azas manfaat tetap terjadi di SMA Negeri 2 Bungo yang di pimpin oleh Kepala SMAN 2 Bungo, Rini Eka Putri SE., MM.
Tetapi, dalam prakteknya pendidikan di Kabupaten Bungo masih menemui berbagai permasalahan salah satunya adalah pungutan liar (pungli).
Bahkan, saat penerimaan siswa baru dengan berbagi alasan untuk mengabil pungutan dengan dalih perbaikan jalan di lingkungan sekolah.
Tak hanya berdalih seragam, sekolah juga menarik uang pungutan ke orangtua siswa dengan berbagai alasan seperti peningkatan mutu hingga banyak hal lain untuk sekolah.
Padahal untuk sekolah negeri, sekolah tidak diperkenankan menarik pungutan bagi orangtua siswa. Sekolah hanya diperbolehkan menarik sumbangan kepada orangtua siswa, dimana sumbangan ini tidak ditentukan nominalnya dan tidak ditentukan batas waktunya.
Seperti yang dialami oleh orangtua murid berinisial R. Dia mengatakan, anaknya yang bersekolah di salah satu SMA Negeri 2 dimintai sumbangan dengan ditentukan angka nominalnya serta waktu pembayarannya.
Secara rinci, R menceritakan, sebelum mendapatkan selebaran dari pihak sekolah yang di dalamnya meminta sumbangan untuk perbaikan jalan sebesar Rp. 100 ribu.
Ada pun rincian biaya jumlah Rp.490.000 sebagai berikut
1.uang SSP 2 bulan x5.000=100.000
2.uang baju olah raga Rp.160.000
3.uang baju 7MPLS RPp. 75.000
4.sumbagan rehab jalan Rp.100.000+25.000
5.kartu pustaka Rp.15.000
6.kartu osis 7 Rp.15.000
Total keseluruhan Rp. 490.000.
“Jadi orangtua siswa diminta membayar untuk perbaikan jalan lingkungan dan lain lain. Walimurid di kenakan dengan iuran di tentukan oleh pihak komite dengan harga sudah di tetapkannya,”ungkapnya.
Sementara itu, Kepala SMAN 2 Bungo menjelaskan bahwa pihaknya tidak mengetahui hal tersebut.
“Saya tidak mengetahui iuran tersebut. Tetapi dengan memberikan opsi harus lunas,”pungkanya. (Abun)