Muba,metrodeadline.com—Kabar duka datang dari keluarga besar Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekayu, salah satu pelopor menjadikan RSUD Sekayu tempat rujukan belajar bagi dokter umum dan spesialis yakni dr. Makson Parulian Purba MARS Direktur RSUD tutup usia.
Meninggalnya salah satu Aparatur Sipil Negara (ASN) terbaik Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) menjadi kabar duka bagi pegawai dan seluruh jajaran RSUD Sekayu.
dr. Makson Parulian Purba MARS diketahui meninggal dunia pada hari Kamis (9/6/2022) sekitar pukul 22.47 WIB di RSUD SEKAYU.
Pj Bupari Muba H Apriyadi mengungkapkan bahwa Pemkab Muba pada hari ini telah kehilangan salah satu ASN terbaik yang ada.
“Dedikasinya yang tidak kenal lelah, dedikasinya menjadikan RSUD Sekayu menjadi rumah sakit pusat layanan terbaik di Sumsel terus dilakukan sampai akhir pengabdiannya malam ini. Selamat jalan dr. Makson semoga Tuhan YME menerima segala kebaikkanya,”ungkapnya.
Beberapa hari yang lalu, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) menjadi rujukan tempat pendidikan dokter umum serta menjadi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) oleh pihak Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sriwijaya (UNSRI).
Direktur RSUD Sekayu, dr Makson Parulian Purba MARS, mengatakan, bahwa rumah sakit umum ini sejak lima tahun lalu telah melaksanakan sebagai rumah sakit jejaring, yakni dari Fakultas Kedokteran (FK Unsri), adalah sebagai pendidikan dimana baik dari profesi dokter, sedang menempuh jadi dokter maupun yang melaksanakan PPDS, akan memanfaatkan sebagai lahan proses pembelajaran.
“Artinya rumah sakit kita selain berfungsi sebagai layanan kesehatan bagi masyarakat, juga ikut serta dalam pengembangan ilmu dibidang kedokteran, dan perlu diketahui bahwa RSUD Sekayu sudah lebih dari 5 tahun kerja sama dengan FK Unsri,” kata Makson, Rabu (8/6/2022).
Lanjutnya, terutama untuk para mahasiswanya maupun dokter yang sedang mengambil spesialis melakukan pembelajaran ataupun mengaplikasikan ilmunya dalam bentuk pelayanan kepada masyarakat.
“Nah dalam rangka tersebut, guna tetap menjaga mutu, selain itu di RSUD Sekayu pun ada dokter ataupun dosen pembimbing, tenaga pengajar pembimbing, mereka melakukan super visi untuk melihat sejauh mana proses pembelajaran agar mutu yang diharapkan itu sesuai dengan standar dari akreditasi FK UNSRI saat ini di level A,” terangnya.
Selama ini pembelajaran khusus yang dijalankan di RSUD Sekayu ada empat bagian besar, ialah ilmu penyakit anak, ilmu penyakit dalam, ilmu penyakit bedah, ilmu kebidanan.
“Saat ini mereka menjadikan RSUD Sekayu sebagai proses pembelajaran. Sedangkan untuk pendidikan dokter spesialis, seperti mata, bedah, lalu neorologi, THT, dan mungkin kedepan akan terus bertambah, karena selama ini rumah sakit pendidikan utama dijalani FK UNSRI adalah Rumah Sakit Umum Muhammad Husin disana tentu terlalu tinggi levelnya. Nah dalam komptensinya para dokter ini membutuhkan kasus untuk level RSUD Tipe C ataupun Tipe B,” bebernya. (A.suhendra/*)