(Oleh : Laillatus Safitri)
Maraknya berita berbau fitnah, ujaran kebencian, dan hoaks di media sosial akhir-akhir ini, mendorong kalangan muda milenial di Kota Metro, Lampung sepakat bersama-sama menolak hoaks tanpa kompromi.
Hoaks sangat riskan menjadi penyulut sentimen pendukung masing-masing paslon pada pemilu serentak 17 April 2019 mendatang.
Deklarasi yang dilakukan oleh Kalangan pemuda milenial pada Sabtu, 13 April 2019 jam 14.00-16.30 WIB di Kedai Ungu Iringmulyo Metro Timur.
Dikemas dalam dialog publik dengan tema “Menolak Takut dan Hoaks Menuju Pemilu 2019” bersama Komisioner KPU Kota Metro Bapak Toni Wijaya, Komisioner Bawaslu Kota Metro Bapak Hendro Edi Saputro dan Dinas Kominfo Kota Metro Bapak Yudha Yunianto.
Ketua pelaksana dialog publik, Saudara Imam Fauzi menyatakan bahwa “Mendekati pemilu raya 2019 maka semakin banyak beredar luas berita hoaks”, dampaknya bisa mengubah opini dan sikap masyarakat terhadap pemilu.
Sejalan dengan ini, Toni Wijaya mengungkapkan bahwa “Proses pergantian pemerintahan sejatinya sudah terjadi sejak terbentuknya Republik ini. Seperti saat ini Indonesia memilih pemimpin menggunakan proses pemilu”. Lalu apa yang perlu ditakutkan dari proses pemilu itu sendiri? Tegasnnya.
Menyikapi hal itu, Hendro menekankan kepada peserta dialog publik bahwa kita harus berpikir positif, bagaimanapun pemilu itu harus sukses dan bernilai kemaslahatan. Maka gunakanlah kewajiban hak pilih untuk berjalannya pemilu yang damai.
Selanjutnya Yudha Yunianto menambahkan beberapa langkah yang dapat dilakuskan antara lain selalu berhati-hati dengan judul provokatif, mencermati alamat situs, selalu memeriksa fakta, cek keaslian foto, ikut serta grup diskusi anti-hoaks.
Adapun ciri-ciri untuk melihat berita tersebut hoax atau tidak, seperti ditulis dengan huruf kapital, sebarkan!, ataupun melampirkan foto-foto dengan berbagai dialog yang dapat mengundang perhatian banyak masyarakat.