METRODEADLINE.COM – Sekertaris Daerah (Kota Metro) Ir. Nasir. AT mendadak mengelaer rapat intetnal dengan OPD terkait penanganan dugaan pungli Metro Expo 2018, dilapangan Samber Park Metro Pusat. Rapat berlangsung di rang Sekda Seketarit pukul 08.30 WIB, Selasa (14/8/2018).
Pantauan awak media, satu persatu OPD terkait masuk didalam ruang rapat seperti Polres Metro diwakili Wakapolres Metro Kompol Listiyono dan Kasat Reserse dan Kriminal Polres AKP Tri Maradona, Kasat Pol PP Imron, Sekertaris Dishub Metro, Kepala UPTD Pengelolaan Perparkiran Hendi Nugroho dan Kepala BPKAD Supriyadi.
Tim Sapu Bersih Punggutan Liar (Saber Pungli Kota Metro Kompol Listiyono mengatakan bahwa rapat bersama OPD ini menindaklanjuti atensi dari Kapolres Metro, Walikota Metro serta masukan – masukan dari masyarakat tentang keluhan dugaan pungli perparkiran di Metro Expo 2018.
“Jadi intinya, kita memberikan pelayanan kepada masyakat. Untuk tindakan pasti akan dilaksanakan, tapi kita juga harus cari solusinya. Ya jangan sampai kita melakukan tindakan ada aturan yang kita langgar,”ungkapnya dikomplek perkantoran Pemkot Metro.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Metro dinilai asal-asalan, dalam merencanakan gelaran tahunan yakni Metro Expo yang diharapkan mampu mendongkrak PAD (Pendapatan Asli Daerah) dari sektor retribusi parkir dan sewa lahan di Samber Park sesuai Perda No.1 Tahun 2016 Tentang Retribusi Jasa Usaha . Pasalnya, sampai H +5 kegaiatan dibuka retribusi parkir ternyata tidak disetor ke Kas Daerah seperti apa yang tertuang dalam Perda tersebut.
Menggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Kota Metro M. Syafi’I, SY membenarkan hal tersebut. Ia mengaku sudah mendapat teguran lisan dari Walikota Metro usai apel senin pagi rutin dihalaman pemkot.
“Terserah ya mau ngomong apa, yang jelas awal rapat memang kita serahkan sepenuhnya kepada warga sekitar samber untuk mengelola parkir. Jadi sampai saat ini belum ada sepeserpun uang yang masuk ke UPT Parkir,”katanya dia di komplek perkantoran Pemkot Metro, Senin (13/8/2018).
Disinggung soal kesiapan dan keterlambatan menata juru parkir agar masuk PAD. Syafi’I menyebutkan bahwa mungkin ada miss komunikasi. Disisi lain dinas perhubungan tidak mendapatkan PAD jadi akan dilakukan penertiban.
“Jadi sampai hari ini kita belum menarik uang retribusi itu. Itu yang narik orang diluar dishub. Oknum, Oknum Ya. Ya mau dibilang apa semua sudah terjadi. Insaallah besok akan kita lakukan penataan agar tertib dan retibusinya bisa masuk Kasda. Jadi mereka (Juru Parkir Red) jelas melakukan punggutan liar, kita akan berkoordinasi dengan tim saber pungli untuk menangkap,”kilahnya.
Sementara itu, Kepala UPT Gedung Olahraga Jusi Metro Heri membenarkan adanya sewa lapangan samber park oleh pihak ketiga.
“Benar, itu pihak ketiga sewa lapangan sampai gelaran selesai. Jadi hanya kena retribusi sewa lapangan sebesar Rp 12,5 juta. Tapi belum dibayarkan, ya janjinya usai acara selesai,”singkatnya.
Diberitakan sebelumnya, Rupanya selain memamerkan seni dan multikultural di Bumi Sai Wawai, Metro Fair juga dijadikan lahan aji mumpung para juru parkir dadakan. Atusiasme warga Metro menyaksikan euforia HUT Kota Metro ke 81 jadi sasaran empuk oknum juru parkir mematok tinggi harga mantengin si roda dua.
Jika berdasarkan perda, kenaikan tarif parkir yang terjadi di Metro Fair empat kali lipat untuk sepeda motor yang seharusnya dibandrol Rp 1.000 saja menjadi Rp 5.000. Lebih parah tarif parkir yang harus dibayar pengendara mobil jika ingin ikut menyaksikan pesta rakyat di Samber Park yaitu sebesar Rp 10.000 dari ketentuan perda Rp 2.000 saja.
Tarif parkir ini menyaingi tarif parkir di Bandara Udara Internasional Raden Intan II yang sejam pertama dikenakan Rp 5.000. Bahkan untuk motor yang menginap hanya dikenakan tarif Rp 25 ribu.
Mahalnya tarif parkir Metro Fair pun menjadi topik hangat di grub Facebook METRO punya kita. Kali pertama akun Facebook X Aja Rusthami pada, Jumat (10/8/2018) sekitar pukul 10.24 WIB.
Akun itu menuliskan kalau ia hanya meneruskan keluhan tentang tarif parkir Metro Fair yang menimbulkan pertanyaan. Dimana tiket karcisnya berjudul elephant park, di tiket tidak ditulis plat pemilik motor, besaran tarif parkir, dan tertera keterangan jika hilang bukan tanggungjawab penyedia parkir.
“Meneruskan keluhan rekan grub. Tarif parkir Metro Fair. Menyebabkan muncul pertanyaan. Tiketnya tiket karcis elephant park? Di tiket ga ditulis si empunya motor? Apakah besaranya memang segitu? Ada keterangan, hilang bukan tanggungjawab penyedia jasa parkir, jadi gmn itu?” tulisnya di dinding grub Facebook Metro punya kita.
Postingan tersebut pun mendapat berbagai respon dari penghuni grub Facebook METRO punya kita. Seperti ditulis oleh akun Facebook Kurniawan Afrian, meski ia belum sempat parkir di Metro Fair, sepengetahuanya dalam perda tarif parkir mobil Rp 2.000 dan motor Rp 1.000.
Tulisan Kurniawan Afrian pun dibalas oleh Joko Raharjo yang membenarkan keterangan Kurniawan Afrian terkait tarif parkir motor sebesar Rp 1.000. Joko pun menambahkan sebuah foto karcis yang dikeluarkan Dinas Pendapatan Provinsi Lampung yang menerangkan sesuai Perda No. 32 Tahun 2014, 29 Desember 2014 retribusi parkir Rp 1.000 berlaku satu kali perkir.
“Betul om. Kalo yg resmi dikeluarkan BPPRD untuk parkir yang dikelola Pemkot segitu. Kecuali kalau yg dikelola pihak ketiga kyk parkira basement chandra. Beda sepertinya om,” jawab Kurniawan Afrian.
Postingan X Aja Rusthami juga mendapat respon dari akun Facebook Deswin Fitra. Menurut Deswin seharusnya bisa ditanyakan kepada juru parkir siapa yang mengeluarkan karcis tersebut agar jelas siapa oknum dibelakangnya.
“Kasian rakyat tuk melihat pestanya yg katanya pesta rakyat hrs jd korban oknum2 yg tk bertanggungjawab,” tutupnya.
Berbagai komentar pun terus muncul menanggapi postingan tersebut. Dimana intinya masyarakat Kota Metro menyesalkan hal tersebut bisa terjadi dan terkesan dibiarkan.
Padahal, meskipun lahan parkir dikelola oleh pihak ketiga, seharusnya pihak panitia dapat memberikan ketentuan agar pihak ketiga tidak menaikan tarif parkir terlalu tinggi. Mahalnya tarif pun dapat berdampak pada engganya masyarakat meramaikan Metro Fair yang digadang sebagai pesta rakyat Bumi Sai Wawai. (net)