Nama Sudirman atau yang akrab di sapa bang Dirman tentu tidak asing lagi di kalangan pers eks Kabupaten Lampung Tengah era itu. Ya, beliau adalah mantan Wartawan Lampung Post sejak 1980 silam. Tepat Hari Pers Nasional (HPN) 9 Februari 2021 menjadi sejarah baru bagi kalangan pers Kota Metro, dengan mengunjungi kediaman beliau di gang subur RT 22 RW 05 Kelurahan Hadimulyo Barat, Metro Pusat. Berikut kilas balik perjuangan bang Dirman hingga saat ini ?
Laporan : Fredi Kurniawan Sandi/PWI Metro
Siang itu jam dinding menunjukan pukul 13.20 WIB. Kebetulan terik cuaca cukup menyengat bulu kulit tubuh. Usai perayaan HPN dan HUT PWI ke-75, ya lantaran pandemi Covid-19. PWI Metro sendiri menggelar secara sederhana dan tentunya penuh makna bersama Walikota Metro, Presiden RI Joko Widodo, dan seluruh insan pers se-Indonesia secara virtual.
Tentunya ada yang menarik HPN kali ini, bukan euporia perayaan, tapi sebagai bentuk penghormatan atas sosok panutan, kami keluarga besar PWI dan SMSI mengunjungi Bang Dirman. Selain menjadi tokoh pers pertama di eks Lampung Tengah. Ia juga pernah menjabat ketua PWI Kota Metro pada 2014 hingga 2017.
Sementara, Dewan penasehat PWI Kota Metro, Hi Darmanto mengatakan, Bang Dirman adalah sosok wartawan luar biasa dan pekerjaan keras, disiplin dan kritis soal berita-berita terupdate saat itu.
“Jadi kunjunganya dalam rangka menjalin silahturahmi, sekaligus memberikan doa agar (Sudirman Red) di beri kesehatan dan panjang umum. Kita tahu jasa beliau luar biasa di dunia wartawan. Banyak karya-karyanya yang ditorehan di zaman sebelum order baru,”ungkapnya.
Selain itu, Darmanto berharap kedepan kegiatan seperti ini akan terus dilakukan sebagai bentuk silahaturami antar keluarga dan sebagai penghormatan jasa-jasa karya wartawan terdahulu.
“Saya masih inget betul, ilmu yang beliau berikan kepada kader memberikan motivasi yang luar biasa di dunia pers kala itu,”ingatnya.
Masih kata, Darmanto pada Tahun 1980 beliau memasuki dunia kewartawanan, sebagai biro pertama disalah satu surat kabar harian di Lampung. Ia konsisten, dan fokus serta memiliki narasumber yang kuat.
“Sebagai pilar ke-4 NKRI pekerja pers wajib menyuguhkan tulisan yang berkualitas, dengan narasumber yang kuat, dan mengedepankan kode etik Jurnalistik sesuai amanat UU Pokok Pers nomor 40 tahun 1999,”ujarnya.
Sementara itu, Ibu Yuliana menyampaikan, apresiasi atas perhatian dan silaturahmi yang tetap terjaga antar insan pers. Ia mengenang, kerja jurnalistik yang tidak terlupakan yaitu saat Bang Dirman meliput tragedi Talangsari.
“Suami saya hilang dari rumah, berhari-hari, Lampung geger dengan berita Tragedi Talangsari yang diterbitkan Lampung Post. Orang-orang baju loreng bolak-balik ke rumah cari dia. Anak-anak masih kecil waktu itu” kenang Bu Yulina, Istri Bang Dirman.
Saat ini Bang Dirman terbaring ditempat tidur, selama tiga tahun, dua bulan. Akibat penyakit komplikasi Jantung dan Hipertensi yang ia derita.
Sementara ditempat bersamaaan, Ketua SMSI, Ali Imron Muslim mengatakan SMSI bersama PWI menyerahkan cinderamata siluet wajah, karya Linang Kharisma, seniman galeri Kekasih Cahaya, Tejo Agung, Metro Timur.
Simbolis peniupan lilin kue perayaan HPN ke-75 dihadapan Bang Dirman dilakukan bersama Hi Darmanto, Ali Imron Muslim Ketua SMSI dan Rino Panduwinata Sekertaris PWI. “Jadi di HPN ini kami dari PWI dan SMSI Kota Metro merayakan kegembiraan bersama di kediaman Bang Dirman. Beliau wartawan senior sekaligus sepuh, sebagai guru dan panutan kami,”pungkasnya. (*)