LAMPUNG TIMUR – Ketua Adat Marga Buwai Unyi Desa Sukadana Kecamatan Sukadana, Zainal Abidin Wahid dengan gelar Suttan Paku berencana akan menemui Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur, Almaturidi.
Mereka akan mempertanyakan perihal biaya belanja barang dan jasa untuk di Balai Adat atau Sesat Agung Desa Sukadana. Karena pada akhir – akhir ini tidak direalisasikan, baik untuk biaya gaji Ibrahim selaku penjaga yang merangkap petugas cleaning service, pulsa listrik untuk penerangan dan obat rumput.
Yang tidak kalah menariknya, sekitar 7 orang pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) bernasib serupa seperti Ibrahim. Bahkan terkatung – katung tidak menandatangani surat keputusan (SK) ataupun diberi surat pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Rencana hari Senin (24 Juni 2019) saya dan Suttan Juragan mau ke Dinas Pariwisata bahas masalah itu. Sesat terbengkalai, tidak ada pemeliharaan, listrik, begitu juga obat rumput nggak ada lagi. Bukan hanya itu saja, kawan – kawan Ibrahim juga banyak diabaikan dan banyak permasalahan di Dinas itu”. Tegas Suttan Paku Ketua Adat Marga Buwai Unyi Sukadana Kamis, 20/6 pukul 20.55 WIB melalui sambungan handphone.
“Bukan hanya itu saja, banyak kawan – kawan Ibrahim yang diabaikan dan banyak permasalahan disitu”. Jelas pemilik nama Zaenal Abidin Wahid yang akrab dipanggil Zainal.
Ibrahim telah berulangkali pertanyakan baik gajinya, pulsa listrik dan juga obat pembasmi rumput.
“Saya sudah berulangkali nanya masalah gaji, pulsa listrik dan obat rumput sama Kasubbag Umum, katanya nanti – nanti. Biasanya ibu Sundari yang nelpon ngirim nomor kode vouchers, kalau obat rumput saya ambil sama bu Sundari di kantor”. Keluh Ibrahim.
Selain itu, dari sekian banyak teman kerjanya, hanya Ibrahim yang dimintai menandatangani surat keputusan (SK).
“Yang anehnya, kenapa hanya saya yang tandatangan SK diatas 2 materai 6000, sedangkan kawan saya yang lain sekitar 7 orang nnggak ada yang tandatangan padahal mereka sudah menghadap, kalau uang gaji biasa di transfer lewat rekening”. Urainya.
Dilaporkan oleh : Ropian Kunang