Tewaskan istri Ade Jigo dan bassist grup band Seventeen, begini kronologi Tsunami Tanjung Lesung!
Kepala Badan meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menjelaskan kronologi terjadinya tsunami di wilayah pantai sekitar kawasan Selat Sunda.
Hal itu dia sampaikan saat mengadakan konferensi pers di gedung BMKG Minggu (23/12/2018) dini hari tadi.
Dalam konferensi persnya, Dwikorita menyebut BMKG sudah mengumumkan erupsi gunung anak Krakatau dengan status level Waspada pada hari jumat (21/12/2018) sekitar pukul 13.15 WIB.
Mengutip dari Kompas.com, “Kemarin pukul 13.51 WIB pada tanggal 21 Desember Badan Geologi telah mengumumkan erupsi gunung anak Krakatau dan levelnya pada level Waspada,” kata Dwikorita.
Baca: Tunggu Instruksi, PMI Tangsel Siapkan Personel dan Peralatan Bantu Evakuasi Korban Tsunami
Keesokan harinya sekitar pujul 07.00 WIB, BMKG kembali mengeluarkan peringatan akan potensi gelombang tinggi di sekitar perairan Selat Sunda.
“Diperkirakan (gelombang tinggi terjadi) kemarin tanggal 21 hingga nanti 25 Desember 2012. Ini peristiwa beda tapi terjadi pada lokasi yang sama. Yang pertama erupsi Gunung Krakatau dan potensi gelombang tinggi,”katanya.
Dirinya menambahkan, tim BMKG ada yang melakukan uji coba instrumen di perairan Selat Sunda pada pukul 09.00 WIB – 11.00 WIB.
“Di situ memang terverifikasi bahwa terjadi hujan lebat dengan gelombang dan angin kencang, karena itu tim kami segera kembali ke darat,” ujarnya.
Pada hari Sabtu (22/12/2018) sekitar pukul 21.35 WIB, BMKG mencatat erupsi gunung anak Krakatau.
Di satu sisi sejumlah tide gauge (alat pendeteksi tsunami) BMKG menunjukkan ada potensi kenaikan permukaan air di pantai sekitar Selat Sunda.
“Dan kami analisis, kami memerlukan waktu analisis apakah kenaikan air itu air pasang akibat fenomena atmosfer yang tadi ada gelombang tinggi? Jadi memang ada fase seperti itu. Namun ternyata setelah kami analisis lanjut gelombang itu merupakan gelombang tsunami,” kata dia.
Adapun rinciannya, berdasarkan hasil pengamatan tidegauge Serang di Pantai Jambu, Desa Bulakan, Cinangka, Serang, tercatat pukul 21.27 WIB ketinggian gelombang 0,9 meter.
“Kemudian tidegauge Banten di pelabuhan Ciwandan, tercatat pukul 21.33 WIB ketinggian 0.35 meter,” kata Dwikorita.
Selanjutnya, lewat tidegauge Kota Agung di Desa Kota Agung, Kota Agung, Lampung tercatat pukul 21.35 WIB ketinggian 0.36 meter.
Baca: Warga Berbondong-bondong Datangi Puskesmas Carita Cari Anggota Keluarganya Korban Tsunami
Yang terakhir tidegauge Pelabuhan Panjang, Kota Bandar Lampung tercatat pukul 21.53 WIB ketinggian 0.28 meter.
Menurut dia, berdasarkan ciri gelombangnya, tsunami yang terjadi kali ini mirip dengan yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah lalu.
“Periodenya (periode gelombang) pendek-pendek,” katanya.
“Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Juga diiimbau untuk tetap menjauh dari pantai perairan Selat Sunda, hingga ada perkembangan informasi dari BMKG dan Badan Geologi,” ujarnya.