Tiada Yang Peduli Nasib Mbah Irah dan Mbah Rambat


LAMPUNG TIMUR – Mbah Irah (60) warga Desa Pekalongan Kecamatan Pekalongan tak memiliki tempat tinggal, selama ini bertempat tinggal dengan cara numpang dirumah milik masyarakat diluar Desa Pekalongan (31))

Namun, tiada yang mau menolong dan peduli dengan kehidupan Mbah Irah yang memprihatinkan itu. Ia tak tersentuh, bantuan sosial Pemerintah maupun Pemerintah Daerah berikut bantuan langsung tunai (BLT) Desa Pekalongan sumber dana desa (DD) tahun 2020.

Padahal, disaat pelaksanaan kegiatan pemilihan Kepala Desa Pekalongan (Pilkades) Mbah Irah menggunakan hak pilihnya mimilih Sumar Kades saat ini.

“Milih Sumar, (menerima bansos) nggak, semua nggak ada yang dapat, (PKH) nggak, (BLT DD) nggak, (BLT Kemensos / APBN) nggak,” keluh Mbah Irah pada Selasa, 19/5 jam 09.00 WIB keseharian bekerja di sebuah kantin disamping kantor Dokumentasi dan Kearsipan Kabupaten Lampung Timur.

Mbah Irah dan suaminya tak memiliki kediaman yang layak huni, selama ini mereka numpang rumah masyarakat luar Desa Pekalongan.

“Mbahnya (suami) pengangguran, saya asli orang sini, nggak punya rumah, mondok di 31, tapi KTP, KTP sini, KK sini, kalau ada coblosan apa saja saya pulang,” ujarnya.

Ia merasa takut dipermasalahkan jika meminta bantuan sosial ke Pemerintah karena merasa dirinya tak mengenyam pendidikan.

“(Minta bantuan Bupati Lamtim) takut, takut, takut, takut nanti aku digeret-geret sama orang, saya orang bodoh, nggak tau tulis, takut aku takut,” tutur Mbah Irah.

Tak pernah didata oleh pihak berwenang Kabupaten Lampung Timur maupun perangkat Desa setempat.

“Sebenernya minta bantuan, saya kan orang nggak punya, tapi saya takut, (takut dengan Pemerintah) iya, takut diseret-seret, (Pernah didata petugas bansos) belum, (ditanya-tanya petugas bansos) belum,” pungkasnya.

Hal serupa juga dialami oleh Mbah Rambat (60) warga Desa Gondang Rejo Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur.

Mbah Rambat dijumpai wartawan pada Senin, 18/5 jam 9.30 WIB ketika sedang menghadap petugas pendataan bantuan sosial di Kantor Dinas Sosial Kabupaten Lampung Timur bertujuan mengajukan permohonan bantuan sosial.

“(Tujuannya) minta bantuan, (bantuan apa saja) ya segala macem kan orang-orang dapat,” ungkap Mbah Rambat kemarin.

Padahal, Mbah Rambat sering dimintai sumbangan oleh panitia pembangunan rumah ibadah ratusan ribu rupiah akan tetapi tidak diberi bantuan sosial.

“(Diminta sumbangan) 200, orang-orang katanya dikasih 200 ribu rupiah, terus tarikan lagi 100 untuk rehab. Setiap ada bantuan nggak dapat, nama kamu nggak ada lek,” keluhnya.

Padahal kehidupan Mbah Rambat begitu memprihatinkan, rumahnya masih bata merah, lantai tanah dan WC cemplung.

“(Kondisi rumah) gubuk darurat bata tapi merah, (lantai) masih tanah, (WC) cemplung,” urainya.

Ia mengikuti anjuran Pemerintah untuk lockdown akan tetapi tidak menerima bantuan sembako pangan maupun bantuan langsung tunai (BLT).

“Mau kerja nggak boleh keluar rumah, katanya ada bantuan (terdampak) Corona,” kesah Mbah Rambat. (Ropi/Mukh)

You might also like

error: Content is protected !!