Kenapa Anggaran Media Cuma Rp.150 Juta, Hingga Wartawan Menjerit, Sedangkan …?

Laporan : Ropian Kunang

LAMPUNG TIMUR – Jeritan atau teriakan Wartawan Kabupaten Lampung Timur terkait minimnya anggaran untuk media, langsung dikomentari oleh Rini Mulyati Ketua Harian Markas Cabang Laskar Merah Putih Kabupaten Lampung Timur.

Apabila anggaran untuk ratusan media hanya Rp.150 juta, maka wajib dipertanyakan berapa besar nilai anggaran untuk Jurnalis Warga (Juwar), karena sepengetahuannya angkanya mencapai Rp.500 jutaan pertahun.

“Kalo anggaran jurnalis (ratusan media) hanya 150 juta, harusnya ditanyakan berapa besaran anggaran (khusus) untuk Jurnalis Warga, setau saya kalo liat dari tahun ke tahun nggak kurang dari 500 jutaan,” tegas Rini Mulyati pada Selasa, 25/2 pukul 21.19 WIB yang dilansir dari group Macab LMP Lamtim.

Ia juga mempertanyakan tentang status dan mekanisme perekrutan Jurnalis Warga apakah sesuai dengan ketentuan regulasi hukum.

“Sementara Jurnalis Warga itu siapa saja orangnya, bagaimana mekanisme perekrutannya dan juga apa dasar hukumnya,” jelas Ketua Harian Macab LMP Lamtim itu.

Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Independent Pemberantasan Anti Korupsi (GIPAK) Kabupaten Lampung Timur, Arif Setiawan juga angkat bicara. Bahkan ia menghimbau agar insan pers Kabupaten Lampung Timur bersatu untuk selalu bersikap kritis dan mengawal kebijakan negara agar selalu merakyat.

“Kompak aja semua jurnalis itu, secara kodrat wartawan memang harus menjadi kontrol jalannya roda pemerintahan. Wartawan harus bersikap kritis dan mengawal kebijakan negara agar selalu pro rakyat. Namun kenyataannya kodrat wartawan ini kerap dibenci instansi pemerintah, utamanya para pejabat yang berlaku korup,” terang Arif Setiawan.

Alih-alih membina hubungan kemitraan, instansi pemerintah menyisihkan anggaran untuk Wartawan, sebenarnya bukan itu, lebih tepatnya ada dugaan Dana Pengamanan.

“Dengan alasan menjalin kemitraan, instansi pemerintah menyisihkan alokasi anggaran untuk wartawan. Sebenarnya bukan untuk kemitraan, namun lebih tepatnya “dana pengamanan,” urai pria yang biasa dipanggil Arif.

Disisihkanya dana pengamanan terindikasi bertujuan agar perilaku oknum Wartawan dapat dikendalikan sekehendak hati nurani mereka.

“Adanya dana pengamanan ini, agar perilaku wartawan bisa dikendalikan sesuai kemauan mereka. Jika ada berita miring, agar dipoles menjadi lebih halus dan meninggalkan kesan memojokan. Jika ada prestasi diminta untuk melakukan blow up besar-besaran,” tandas Ketua LSM GIPAK Lamtim.

Sebelumnya, telah diberitakan pada edisi Selasa, 25/2 dengan judul, Anggaran Media Minim Wartawan Lampung Timur Menjerit

Menyikapi pemberitaan di berbagai media cetak dan online di Kabupaten Lampung Timur yang telah viral terkait minimnya anggaran untuk biaya bagi media se-Kabupaten Lampung Timur.

Untuk itu, Heri Alpasha Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Lampung Timur menjelaskan kepada Tarmizi Husein Ketua Forum Komunikasi Surat Kabar Mingguan dan Online (FKSKM) Kabupaten Lampung Timur pada Selasa, 25/02/2020.

Heri mengatakan apa adanya seperti yang telah diberitakan di beberapa media tentang minimnya anggaran untuk media cetak dan online di Kabupaten Lampung Timur.

“Terus terang saja, saya ini baru diberi kepercayaan oleh Bupati Lampung Timur bapak Zaiful Bokhari untuk memimpin Dinas Komunikasi dan Informatika ini, sekitar bulan Januari 2020 lalu. Mengenai minimnya anggaran untuk publikasi media yang hanya sebesar Rp.150 juta, itu anggarannya memang sudah ada sebelum saya disini,” kata Heri Alpasha, dikutip dari pesonalampungnews.com

Masih kata Heri, “anggaran itu juga memang saya akui sangat minim sekali untuk media, terus terang saja untuk jumlah media cetak dan online yang sudah masuk di Dinas Komunikasi dan Informatika ini sekitar 187 media. Jadi, kalau dengan anggaran 150 juta tadi dibagikan dengan media yang masuk, saya kira itu tidak cukup, kalau permedia 1 juta pertahun, makanya sekarang media-media yang sudah masuk saya verifikasi keabsahan dan legalitas perusahaannya.”

“Saya juga ucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan media yang sudah mengkritik saya selaku Kadis Kominfo Lampung Timur untuk lebih mawas diri dan memberikan inovasi buat saya,” imbuhnya.

“Dan saya tambahkan lagi perlu untuk diketahui berkenaan pemberitaan yang sudah viral mengenai minimnya anggaran publikasi untuk media cetak dan media online, saya sudah berkordinasi sama asisten lll Wan Ruslan. Saya bersama asisten lll dan DPRD Lampung Timur wabil khusus bersama Komisi 1 DPRD membahas permasalahan ini dianggaran APBD Perubahan,” pungkasnya.

You might also like

error: Content is protected !!