Objek Taman Wisata Way Rarem Abung Pekurun Lampung Utara

Penulis : Ropian Kunang


LAMPUNG – Taman Wisata Way Rarem adalah pusat objek destinasi wisata yang berlokasi di Desa Pekurun Kecamatan Abung Pekurun Kabupaten Lampung Utara Propinsi Lampung.

Tampak panorama alam nan teramat indah berupa hamparan genangan air yang luas di waduk bendungan Way Rarem yang jernih terbentang diatas permukaan tanah dengan luas mencapai lebih kurang 106,10 hektar.

Dilatarbelakangi pemandangan Bukit Barisan nan hijau tinggi menjulang dan juga dipayungi warna birunya awan serta disinari cahaya mentari senja di ufuk barat menambah pesona keindahan.

Mulanya, Objek Destinasi Taman Wisata Way Rarem nan indah ini dikelola oleh tangan dingin seorang asli putra daerah pribumi Desa Pekurun Kecamatan Abung Pekurun Buwai Selagai bagian dari Abung Siwo Migo.

Banyak pengunjung berdatangan untuk berwisata disana diwaktu libur, Suttan Paksi pengelola Taman Wisata Way Rarem menyajikan hiburan, dihibur artis-artis Ibukota Jakarta ketika itu.

Juga terdapat area untuk lokasi kebun binatang, bahkan telah direncanakan akan dibangun sarana olahraga sampai kolam renang atau water boom.

Kini, belum di ketahui siapa pengelola Taman Wisata Way Rarem tersebut, apakah dikelola oleh pihak Pemerintah atau Pemerintah Daerah layaknya Taman Nasional Way Kambas di Kabupaten Lampung Timur ataukah dikelola pihak Swasta sebab selama tiga puluh tahun penulis tak memijakkan kaki di sana.

Waduk Bendungan Way Rarem dibangun pada tahun 1981 dan diresmikan secara langsung oleh Soeharto Presiden Republik Indonesia kedua pada tahun 1984.

Seingat penulis, awal mulanya Proyek Irigasi Way Rarem (PIWR) dirintis pada tahun 1970-an silam. Waduk bendungan itu terletak di bagian utara Desa Pekurun, Abung Barat, Lampung Utara (Abung Pekurun-kini).

Dulu, dipintu masuk PIWR ada sebuah pasar tradisional, pasar itu tepat berada didepan rumah orangtua penulis. Disaat pasar tutup, tempat pedagang berjualan dijadikan penulis sekedar untuk tempat sarana bermain.

Saat sedang bermain, berlalu kendaraan roda empat jenis Land Rover berjalan ke arah belakang rumah orangtua penulis. Kebetulan jalan yang dilalui mobil itu hanya berjarak satu rumah disamping rumah tetangga.

Sebenarnya, ruas badan jalan itu adalah tempat berlalu lalang setiap kendaraan tradisional milik masyarakat. Kendaraan tradisional ketika itu adalah gerobak sapi sebab kendaraan roda empat atau mobil masih terbilang langka.

Mobil itu, rupanya ditumpangi oleh para insinyur yang berasal dari Negara Taiwan dan konsultan dari Negara Jepang. Tujuan para ilmuwan untuk melakukan survei dimana letak untuk lokasi Proyek Irigasi Way Rarem (PIWR) dibangun.

Konon, PIWR merupakan sebuah mega proyek bangunan waduk bendungan terbesar kedua di Indonesia setelah waduk Jati Luhur, Purwakarta, Jawa Barat.

Memang, dibelakang rumah orangtua penulis berjarak lebih kurang sekitar satu setengah kilometer terdapat sebuah muara yaitu pertemuan tiga aliran sungai besar.

Ketiga aliran sungai besar tersebut diantaranya bernama Way Rarem, Way Galing, Way (Batanghari) Subik. Ada juga aliran sungai bernama Way Bukit Betung serta beberapa anak sungai lainnya.

Muara aliran ketiga buah sungai besar itu dikenal oleh masyarakat setempat dan sekitarnya dengan sebutan Way Guruh atau Way Gedung.

Sebutan itu muncul konon katanya bila kita berada disekitar lokasi muara sungai maka akan terdengar suara gemuruh air. Suara gemuruh berasal dari ketiga aliran sungai yang terjun dengan ketinggian lebih kurang 45 meter.

Dahsyatnya suara gemuruh air terjun itu hingga menggema, memantulkan suara bagaikan suara dalam sebuah bangunan gedung yang besar.

Muara itu akhirnya yang dijadikan untuk titik koordinat sebagai tempat lokasi dibangunnya bangunan waduk Proyek Irigasi Way Rarem (PIWR).

Dibagian hulu sungai nun jauh disana terdapat dataran yang tinggi menjulang bernama Bukit Barisan. Bukit barisan itu adalah tempat bermukim sejumlah penduduk bernama Dusun Ogan Jaya.

Dusun Ogan Jaya itu akhirnya ditutup oleh Pemerintah untuk dijadikan hutan lindung sebagai daerah resapan mata air. Namun kini sejak era reformasi hutan tutupan itu kembali dijadikan tempat untuk bermukim penduduk.

Kini statusnya telah meningkat, semula bernama Dusun dan kini berubah nama menjadi Desa Ogan Jaya Kecamatan Abung Pekurun Kabupaten Lampung Utara.

Singkat cerita, pada tahun 1979 – 1980 dilakukan tahapan ganti rugi atas tanah, tanam tumbuh dan bangunan hak milik penduduk.

Luas tanah baik peladangan, sawah maupun tanah pekarangan yang diganti rugi oleh Pemerintah untuk dijadikan genangan air waduk bendungan Way Rarem sekitar antara 106,10 hektar.

Mayoritas, masyarakat Desa Pekurun dan sekitar sejahtera pasca menerima pembayaran uang ganti rugi juga berikut orangtua penulis.

Terjadi pembelian sebidang tanah yang terletak di antara Dusun Gedung Raja dan Dusun Kelahang untuk dijadikan lokasi tempat pemindahan makam.

Peresmian Bendungan Way Rarem itu dilakukan oleh Soeharto Presiden Republik Indonesia kedua tahun 1984.
Berbarengan peresmian Jembatan Cakat di Menggala Lampung Utara (Tulang Bawang-kini).

Debit air bendungan Way Rarem dapat mengairi area persawahan dengan luas 22, 000 hektar. Sawah yang dialiri diwilayah Way Abung satu dan Way Abung dua Kecamatan Abung Timur Lampung Utara.

Setelah pemekaran, sebagian wilayah kini menjadi Kecamatan Panaragan, Tulang Bawang Barat.

Meskipun diresmikan pada tahun 1980, kegiatan pembangunan di hilir masih dilangsungkan hingga 1985. Seperti pembuatan drainase tersier, primer dan sekunder di Desa Bandar Sakti Kecamatan Abung Timur (Ujung Batu).

Guna pemanfaatan air dan peningkatan swasembada pangan di Kabupaten Lampung Utara Propinsi Lampung, maka Pemerintah menganjurkan agar seluruh masyarakat pemilik tanah diwilayah saluran irigasi untuk melaksanakan program cetak sawah baru.

Selain berfungsi untuk mengairi sawah dan objek wisata, waduk Way Rarem menjadi tempat masyarakat melakukan kegiatan usaha. Baik mencari ikan yang menggunakan kail, jala dan jaring serta mengelola keramba ikan.

Dipertengahan dinding bangunan batu muka bendungan sepanjang tiga ribu meter terdapat sebuah titian seratus anak tangga yang menukik tempat turun menuju aliran limpasan air berdekatan dengan bangunan pintu pembuangan.

Dikutip dari sda.pu.go.id, bangunan waduk Way Rarem memiliki daerah tangkapan air seluas 385 kilometer persegi, panjang bangunan 3,000 meter, tinggi bangunan 59 meter, kedalaman air 32 meter, luas genangan 106,10 hektar dan luas taman wisata 49,20 hektar.

Untuk menuju ke Taman Wisata Way Rarem dari Kota Bumi Lampung Utara berjarak 16 kilometer, dari Bandar Lampung Propinsi Lampung berjarak 113 kilometer.

Dari Sukadana Lampung Timur 121,5 kilometer lewat Jalan Raya Lintas Sumatera dan 111,3 kilometer lewat Jalan Raya Padang Ratu.

Para pengunjung yang datang berwisata ke Taman Wisata Way Rarem berasal dari wisatawan lokal, nasional maupun wisatawan mancanegara.

You might also like

error: Content is protected !!